Kamis, 08 Agustus 2013

Di Sela-Sela Pikiran

Kadang pikiran dan hatimu akan mengingat wajah orang yang kamu berusaha untuk tidak mengingatnya atau kamu sedang menghindarinya untuk sekedar mengingatnya lewat di sela-sela pikiranmu. Wajah itu menyembul kapanpun dan dimanapun kamu berada. Bahkan kamu mulai menanyai dirimu sendiri, kenapa wajah itu selalu hadir. Kamu sungguh ingin lari darinya. Namun wajah itu bergerak secepat cahaya, mengalahkan kedipan mata. Kehadiran wajah itu semakin menggumpal dalam pikiran dan hatimu, tapi kamu tidak bisa berbuat apapun atau mengeluarkannya. Wajah itu sudah terlanjur mengeras dalam ingatan dan hatimu. Kamu hanya bisa mengiris kecil-kecil wajah itu, berharap gumpalan itu tidak semakin membesar dan memerihkan pikiran dan hatimu.
Kalau dipikir, baru pertama kali aku merasa seperti ini. Keadaan jalan buntu. Keadaan dimana aku memang pasrah. Berharap ini akan menjadi lebih baik meski aku tidak berbuat apapun untuk hal tersebut.
Teman-temanku bahkan menghujaniku dengan pikiran-pikiran untuk melupakannya. Melupakan wajah itu. Tapi hasilnya nol besar. Entahlah. Mungkin aku hanya perlu mendiamkannya. Berharap wajah itu akan meloncat keluar dari sela-sela pikiranku. Tapi sepertinya itu tidak mudah. Atau aku hanya perlu pura-pura tidak mengetahui wajah itu ada disana. Entahlah. Semua kemungkinan menjadi sangat buram.
Sehingga, aku perlu menarik napas berkali-kali. Mengurangi rasa sakit dan perih akibat kehadiran wajah itu. Wajah anonim yang menjajah sela-sela pikiranku. Entahlah. Wajah itu dan diriku sendiri, aku merasa semakin absurd. Bahkan ketikan jariku yang melenggang, meloncat-loncat dari alfabet satu ke alfabet yang lain di atas keyboard sudah terlihat lesu dan lemah.
Namun, ada baiknya aku sudah menulis ini. Catatan yang selalu absurd bahkan untuk diriku sendiri. Aku merasa selalu lega setelah menyelesaikan dan menuntaskannya. Seperti meminum air es setelah berlari dibawah panas sinar matahari yang terik. Membuat catatan ini bisa mengeluarkan racun tumor-tumor pikiran yang mencuat di sela-sela pikiranku itu. Begitu melegakan. Dan agaknya, aku bisa bernafas normal dan berjalan lenggang untuk beberapa hari kedepan. Ya, untuk beberapa hari kedepan. Aku tidak akan pernah tahu apa wajah itu akan pergi dengan sendirinya setelah aku menulis catatan ini atau akan tetap berdiam disana. Menunggu untuk menggangguku lagi. Kapanpun dan dimanapun.


Avala.9.8.2013.