Kadang pikiran
dan hatimu akan mengingat wajah orang yang kamu berusaha untuk tidak
mengingatnya atau kamu sedang menghindarinya untuk sekedar mengingatnya lewat
di sela-sela pikiranmu. Wajah itu menyembul kapanpun dan dimanapun kamu berada.
Bahkan kamu mulai menanyai dirimu sendiri, kenapa wajah itu selalu hadir. Kamu sungguh
ingin lari darinya. Namun wajah itu bergerak secepat cahaya, mengalahkan
kedipan mata. Kehadiran wajah itu semakin menggumpal dalam pikiran dan hatimu,
tapi kamu tidak bisa berbuat apapun atau mengeluarkannya. Wajah itu sudah
terlanjur mengeras dalam ingatan dan hatimu. Kamu hanya bisa mengiris kecil-kecil
wajah itu, berharap gumpalan itu tidak semakin membesar dan memerihkan pikiran
dan hatimu.
Kalau dipikir,
baru pertama kali aku merasa seperti ini. Keadaan jalan buntu. Keadaan dimana
aku memang pasrah. Berharap ini akan menjadi lebih baik meski aku tidak berbuat
apapun untuk hal tersebut.
Teman-temanku
bahkan menghujaniku dengan pikiran-pikiran untuk melupakannya. Melupakan wajah
itu. Tapi hasilnya nol besar. Entahlah. Mungkin aku hanya perlu mendiamkannya. Berharap
wajah itu akan meloncat keluar dari sela-sela pikiranku. Tapi sepertinya itu
tidak mudah. Atau aku hanya perlu pura-pura tidak mengetahui wajah itu ada
disana. Entahlah. Semua kemungkinan menjadi sangat buram.
Sehingga, aku perlu
menarik napas berkali-kali. Mengurangi rasa sakit dan perih akibat kehadiran
wajah itu. Wajah anonim yang menjajah sela-sela pikiranku. Entahlah. Wajah itu
dan diriku sendiri, aku merasa semakin absurd. Bahkan ketikan jariku yang
melenggang, meloncat-loncat dari alfabet satu ke alfabet yang lain di atas
keyboard sudah terlihat lesu dan lemah.
Namun, ada
baiknya aku sudah menulis ini. Catatan yang selalu absurd bahkan untuk diriku
sendiri. Aku merasa selalu lega setelah menyelesaikan dan menuntaskannya. Seperti
meminum air es setelah berlari dibawah panas sinar matahari yang terik. Membuat
catatan ini bisa mengeluarkan racun tumor-tumor pikiran yang mencuat di
sela-sela pikiranku itu. Begitu melegakan. Dan agaknya, aku bisa bernafas
normal dan berjalan lenggang untuk beberapa hari kedepan. Ya, untuk beberapa
hari kedepan. Aku tidak akan pernah tahu apa wajah itu akan pergi dengan
sendirinya setelah aku menulis catatan ini atau akan tetap berdiam disana. Menunggu
untuk menggangguku lagi. Kapanpun dan dimanapun.
Avala.9.8.2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar