Aku duduk bersila di hadapan laki-laki bermata sendu. Laki-laki itu
malah duduk merebah seakan daya hidupnya telah muspra ditelan monster jahat
dari planet asing. Aku tidak tahu kenapa, namun mata laki-laki itu sangatlah
sendu, seakan menyeret mataku yang penuh kegembiraan mendapat gaji pertama
hanyut ditelan angin kencang.
Lama kumemandang, mata laki-laki itu tetap sendu. Kesenduannya
menguar bak mercon yang dinyalakan pada malam tahun baru. Aku gelisah dan
bertanya-tanya, kenapa sebenarnya lelaki itu? Ada pikiran apa saja didalam
otaknya? Apakah dia baru saja mendapat musibah? Apakah hewan kesayangannya mati
kena diare yang sedang mewabah?
Aaaarggh.. sungguh, banyak pertanyaan bersembulan didalam benakku.
Aku tak tahan lagi dan mencoba memberanikan diri menanyainya. Kudekati
laki-laki bermata sendu itu dan kubertanya padanya.
30 menit aku mengobrol dengan lelaki bermata sendu itu.
Kesenduannya menyetrum kepadaku. Kisah hidupnya yang diceritakannya padaku
laiknya dongeng naskah kuna yang tak kupercaya terjadi di alam nyata. Air
mataku yang tlah lama kubendung pun jatuh berhamburan, tak keruan.
Laki-laki bermata sendu itu bercerita, dia dibesarkan di lereng
pegunungan nan indah. Dan suatu hari muncullah seorang perempuan cantik, molek
nan montok, dia bernama dadidud. Mereka merajut kasih seperti sepatu dengan
lemnya, benang dengan jarumnya, udang dengan batunya, kaki dengan sendalnya.
Cinta tak terpisahkan selama kurun waktu 7 tahun.
Pada hari Senin Kliwon, laki-laki bermata sendu itu belajar membaca
dan menulis, sedang si perempuan cantik bernama dadidud itu sibuk menari tari Bali
yang sangat eksotis. Saking eksotisnya, ada pangeran dari negeri jauh marantau
terpincut dengan tarian dadidud. Lalu diculiklah dadidud kenegerinya,
meninggalkan laki-laki bermata sendu itu sendiri. Mengelana ribuan tahun hanya
untuk mencari dadidud.
Kini setelah 2000 tahun mengelana. Laki-laki itu menjadi buta, terdampar
di negeri elok bernama Surakarta. Perbedaan waktu dan ruang membuat
matanya yang buta menjadi super sendu. Dia selalu menyalahkan dirinya kenapa
tidak menjaga dadidud dengan baik, cinta sesuai dengan ramalan dewata harus
selalu berakhir bahagia. Namun cinta yang membara ini, menjadi padam dan
menjadi kesenduan abadi.
Kesenduan abadi yang tersimpan di mata laki-laki itu. Yang menyeret
sekelilingnya menjadi sendu. Aku ingin memutus tali kesenduannya itu dengan
memohon kepada tuhan yang maha esa, agar pengelanaan laki-laki itu segera
berakhir dan dia akan dipertemukan dengan perempuan cantik lain, yang dapat
mengisi kekosongan hatinya. Melumurinya dengan cinta yang murni bak susu sapi
murni dari Boyolali. Amin!
Solo. 7.11.2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar